Apa Saja Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan? Lihat Disini !

Artikel ini menjelaskan perbedaan antara Antiseptik dengan Disinfektan secara umum, simak ulasannya agar Anda dapat mengetahui dan membedakan keduanya.

Menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan sekitar sangat penting untuk dilakukan saat ini. Ditengah penyebaran pandemi virus corona seperti saat ini, diharapkan kita semua dapat menjaga kondisi tubuh dan lingkungan sekitar agar tetap higienis. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan antiseptik dan disinfektan.

Memiliki tujuan yang sama untuk menjaga kebersihan dan higienitas, kedua bahan ini juga memiliki beberapa perbedaan. Apa saja perbedaan antiseptik dan disinfektan? Yuk simak ulasannya disini!

Baca Juga : apa saja keunggulan cat besi orchid bisakah cat besi digunakan untuk kayu

Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan

Meski sama-sama memiliki tujuan untuk menjaga kebersihan dan higienitas, kedua bahan ini tentu saja berbeda. Baik dari segi media aplikasinya, maupun dari bahan aktif pembuatannya kedua bahan ini juga memiliki perbedaan.

Perbedaan Antiseptik dan Disinfektan

Antiseptik biasanya digunakan untuk cuci tangan, disinfeksi kulit, perawatan kulit terinfeksi, dan obat kumur. Sementara disinfektan biasanya digunakan untuk ruangan, lantai, peralatan, dan kamar mandi.

Baca Juga : apa saja kriteria produk cat pintu yang bagus dengan warna terbaik

Bahan yang biasanya digunakan untuk antiseptik adalah etanol, isopropyl alkohol, iodine (povidone-iodine), klorheksidin, triklosan, dan timol. Sementara bahan yang biasanya digunakan untuk disinfektan adalah formaldehid, H2O2, Natrium hypochlorite, hidroksi toluen/kresol.

Mengenal Antiseptik

Antiseptik merupakan senyawa kimia yang berfungsi menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme pada tubuh manusia, bahkan mampu membunuh kuman. Penggunaan antiseptik pada umumnya digunakan saat bagian tubuh manusia mengalami luka, juga digunakan saat akan dilakukan tindakan operasi atau prosedur tertentu dengan tujuan mengurangi risiko infeksi.

Baca Juga : apa saja kelebihan dari finishing kayu natural dan 5 ide warna terbaiknya

Antiseptik biasanya digunakan untuk mencuci tangan, untuk disinfeksi kulit, perawatan kulit yang terinfeksi, serta dapat digunakan pula untuk obat kumur. Antiseptik adalah bahan kimia yang mampu menghancurkan atau menghambat mikroorganisme yang terdapat dalam jaringan hidup. Caranya adalah dengan membatasi atau mencegah terjadinya infeksi yang membahayakan.

Bahan-bahan Pembuatan Antiseptik

  • Hidrogen Peroksida

Bahan ini adalah jenis antiseptik yang cukup keras. Penggunaannya efektif membunuh bakteri dan mikroorganisme lainnya pada sekitar luka. Namun penggunaannya harus dilakukan pada kadar yang tepat agar tidak merusak jaringan di sekitar jaringan luka.

Baca Juga : apa saja kombinasi warna cat jendela rumah kayu yang bagus

  • Povidone iodine

Larutan antimikroba ini merupaka antiseptic yang efektif melawan beragam kuman penyebab infeksi, termasuk Staphylococcus aureus. Sama seperti hydrogen peroksida, penggunaannya harus sesuai dengan takaran yang pas agar tidak membahayakan kulit. Karena bahan ini merupakan bahan aktif antiseptik yang cukup keras dan efeknya cukup berbahaya jika tidak digunakan sesuai dosisnya.

  • Polyhexamethylene biguanide (PHMB)

Antiseptik dengan kandungan polyhexamethylene biguanide (PHMB) adalah jenis antiseptik yang mampu membersihkan dan merawat luka. Bahan ini juga dapat melawan bakteri penyebab infeksi, serta tidak nyeri saat digunakan. Bahkan pada sebagian kasus, penggunaannya juga dapat membantu mengurangi rasa perih pada luka.

Baca Juga : apa saja pilihan warna cat tangga besi minimalis yang bagus

  • Alkohol

Penggunaan alkohol dengan konsentrasi 60%-70% akan lebih efektif sebagai antiseptik dibandingkan dengan alkohol konsentrasi 90%-95%. Hal ini berkaitan dengan sensitifitas pada tubuh manusia.

  • Chlorexidine

Penggunaan chlorexidine sebagai antiseptik banyak digunakan sebagai pembersih luka terbuka. Efektifitasnya sangat tinggi untuk mencegah terjadinya infeksi akibat adanya luka terbuka pada tubuh manusia.

Baca Juga : kenali apa saja teknik finishing lantai kayu yang bagus

Mengenal Disinfektan

Pengertian Disinfektan

Disinfektan adalah cairan pembersih yang sering digunakan untuk menjaga sanitasi lingkungan. Bahan ini diformulasikan untuk membunuh bakteri, virus, kuman, protozoa, dan mikroorganisme lainnya yang tidak diinginkan pada permukaan benda mati atau pada ruangan.

Menjaga kebersihan di rumah maupun fasilitas publik lainnya dapat dilakukan dengan penyemprotan disinfektan. Hal ini dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya perluasan pandemi virus corona seperti saat ini.

Desinfektan dapat anda gunakan untuk menjadi salah satu cara menjaga sanitasi lingkungan yang juga berdampak pada kesehatan anda dan keluarga. Sanitasi lingkungan yang baik akan menciptakan kondisi lingkungan yang sehat dan lebih nyaman bagi anda untuk beraktifitas. Penyemprotan desinfektan adalah salah satu langkah preventif yang efektif cegah meluasnya corona.

Bahan-bahan Pembuatan Disinfektan

Disinfektan diformulasi dari bahan aktif yang mampu membasmi kuman, bakteri, virus, maupun mikroorganisme lainnya yang berpotensi memperburuk sanitasi lingkungan. Beberapa senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan aktif disinfektan diantaranya: sodium hypochlorite, Sodium dichloroisocyanurate, Benzalkonium klorida, dan Ethoxylated alcohol.

  • Sodium hypochlorite, efektif digunakan sebagai disinfektan pada konsentrasi 0,1-0,5%.
  • Sodium dichloroisocyanurate efektif digunakan untuk desinfektan tanpa perlu diencerkan
  • Benzalkonium klorida efektif digunakan sebagai disinfektan pada kadar 0,1% namun harganya lebih tinggi dibandingkan dengan sodium hypochlorite
  • Ethoxylated alcohol, efektif digunakan sebagai disinfektan jika dicampurkan dengan bahan lain contohnya seperti Benzalkonium chloride.

Perbedaan Efek Penggunaan Antiseptik dan Disinfektan

Jika antiseptik dan disinfektan digunakan berlebihan secara terus menerus, maka akan memberikan efek negatif pada tubuh manusia. Efek yang ditimbulkan dapat berupa iritasi kulit hingga menimbulkan rasa terbakar pada kulit. Apalagi jika terjadi kontak langsung dengan mata, maka akan memberikan efek berbahaya pada tubuh manusia.

Beberapa jenis antiseptik dan disinfektan yang konsentrasinya kuat, dapat menimbulkan luka bakar di kulit. Apalagi  jika tidak dilarutkan dengan air ataupun cairan lainnya terlebih dahulu sebelum diaplikasikan. Bahkan, bahan yang sudah dilarutkan pun ebenarnya masih berisiko menimbulkan iritasi apabila dibiarkan menempel pada kulit terlalu lama. Iritasi akibat bahan antiseptik ataupun disinfektan dalam istilah kesehatan disebut sebagai dermatitis kontak.

Penggunaan antiseptik untuk membersihkan luka sebaiknya batasi pemakaiannya hanya untuk luka ringan. Hindari penggunaan antiseptik pada: luka di area mata, luka akibat gigitan manusia dan binatang, luka dalam atau besar, luka bakar parah, luka dengan benda asing menancap didalamnya.

Hindari pula penggunaan disinfektan untuk kontak langsung pada tubuh manusia, jangan sampai terkena mata, terhirup, maupun tidak sengaja meminumnya. Karena akan sangat berbahaya bagi saluran lender pada tubuh kita. Penggunaan disinfektan secara terus menerus akan mengakibatkan masalah pada tubuh manusia, seperti: mual, sakit kepala, sesak nafas, asma, iritasi mata, dermatitis, perubahan warna kulit, dan lain lain.

Referensi:

https://www.alodokter.com/memahami-fungsi-dan-cara-aman-pemakaian-antiseptik-untuk-luka

Kualitas Gel Pembersih Tangan (Handsanitizer) dari Ekstrak Batang Pisang dengan Penambahan Alkohol, Triklosan dan Gliserin yang Berbeda Dosisnya. Bioeksperimen, Volume 4 No.2, (September 2018). ISSN 2460-1365.

http://news.unair.ac.id/2020/03/27/mengenal-penggunaan-disinfektan-dan-antiseptik/

Scroll to Top